Sabtu, 13 Februari 2016

South Korea Vacation Day 02 : Busan - 第二天:釜山

          Hari ini adalah hari dimana gua benar-benar memulai petualangan gua selama di Korea. Kira-kira pukul 07:30 gua udah bangun untuk memulai segala aktivitas pada hari ini. Sebangunnya gua dari tidur, gua melihat ada pesan di LINE dan ternyata dari Orum, host gua selama di Busan. Dia bilang kalo dia pergi ke gym dan akan kembali sekitar pukul 09:00. Setelah mendapat pesan singkat dari Orum, segera gua langsung siap-siap untuk memulai perjalanan pada hari ini.

          Pada waktu gua bangun pagi suhu menunjukan angka 3. Suhu dimana sangat cocok untuk tidur manis di atas ranjang yang hangat. Kebanyakan ranjang di Korea menggunakan penghangat pada saat musim dingin dan juga lantai rumah di korea pun menggunakan penghangat sehingga pada saat berjalan di atas lantai, kita tidak merasakan dinginnya udara di luar. Tetapi, mengingat gua datang ke Korea untuk liburan dan jalan-jalan hal ini membuat badan gua bangun seketika walaupun di luar sedang dingin. Memang, pada saat gua pergi ke Korea ini merupakan puncak dari musim dingin di Korea. Sehingga udaranya pun juga sangat dingin dengan suhu yang rendah dan angin yang membuat rasa dingin menjadi semakin dingin.

          Hari ini diawali dengan trip menggunakan metro atau subway atau juga MRT yang ada di Busan. Sekedar berbagi tips aja, apabila melakukan perjalanan wisata ke Busan dengan menggunakan Humetro (nama subway di Busan), maka sangatlah gua anjurkan untuk membeli 1 Day Pass Humetro ticket hanya dengan harga KRW 4.500. Dengan membayar harga yang telah ditentukan, kalian sudah dapat melakukan perjalanan dengan menggunakan subway di Busan (exclude Light Rail Transit). Untuk Light Rail Transit (warna ungu atau yang bisa disebut juga dengan Busan-Gimhae karena line ini menghubungkan antara Humetro dengan transportasi menuju bandara dengan menggunakan subway) kalian harus membeli tiket khusus berupa koin atau juga bisa menggunkan T-Money yang bisa didapatkan di convenience store terdekat atau juga dengan menggunakan mesin otomatis yang ada di halte-halte Humetro.

1 Day Pass Humetro Ticket
          Sebelum mengunjungi tempat wisata yang ada di Busan, kegiatan pertama gua pada hari ini adalah membeli nomer telepon lokal sehingga gua bisa menggunakan fasilitas internet dimanapun dan kapanpun. Pembelian nomer telepon lokal bagi turis asing yang melancong ke Korea dapat dibeli di Bandar Udara Internasional Gimhae, Busan atau dengan cara lain membeli di internet dan mengambil di bandara kedatangan. Pada hari ini kembalilah gua ke Gimhae Airport karena gua ngak menemukan satupun convenient store yang menjual nomor lokal. Ketika gua "tanya SIM Card 있어요?" yang arti harafiahnya "ada SIM Card?" mereka selalu jawab "SIM Card 없." yang arti harafiahnya "Ngak ada SIM Card" jadi yah mau gak mau gua harus balik ke Gimhae untuk beli 1 buah nomor telepon lokal. Sesampainya di Gimhae gua langsung menuju counter penjualan SIM Card. Setelah membeli SIM Card dengan harga KRW 40.000 dan gua mendapatkan 2 GB paket internet yang dapat digunakan selama 30 hari. Apabila kalian tidak mau membuang uang untuk membeli SIM Card (karena emang lumayan mahal harganya) jangan takut dan khawatir. Banyak tempat-tempat wisata yang memberikan free WiFi bagi para pengunjung, kekurangan dari free WiFi atau public WiFi ini adalag terkadang sinyalnya yang suka turun-naik. Hal inilah yang membuat gua untuk membeli satu buah nomer lokal yang dapat memberikan fasilitas internet tanpa sinyal yang turun-naik (kualitas oke).

EG SIM KRW 40.000
          BIFF Square atau Busan International Film Festival Square menjadi objek wisata pertama yang gua kunjungi. BIFF yang ada di Busan ini hampir sama dengan Hall of Fame yang ada di Hong Kong, hanya saja BIFF ini terlihat lebih ramai dikarenakan adanya banyak pedagang yang menjual makanan jalanan dan juga terdapat banyak toko-toko yang menjual berbagai macam barang seperti make-up, fashion, elektronik, restoran dan masih banyak lagi. Untuk mengunjungi BIFF ini kalian bisa dengan menggunakan Humetro, turun di stasiun Jagalchi (Line 1), ambil pintu keluar nomer 7. Setelah keluar, jalan terus selama sekitar 5 menit maka kalian langsung melihat BIFF ada di depan mata. Sama sekali tidak susah untuk menemukan BIFF ini. 











          Apabila kalian berkunjung ke Busan, jangan lupa mencoba street food yang sangat terkenal di Busan, Ssiat Hotteok (씨앗호떡) . Jajanan pasar yang satu ini sangat terkenal di Busan. Ssiat Hotteok ini merupakan sebuah panekuk yang digoreng dengan minyak yang cukup banyak. Di dalam panekuk ini diisi dengan kacang-kacangan dan juga cinamon sugar yang membuat rasa Ssiat Hotteok ini menjadi manis dan harum. Enak dimakan selagi masih panas dan menurut gua makanan ini sangat cocok dimakan pada saat musim dingin. Tekstur dari makanan ini sendiri adalah berbentuk bulat tebal seperti donat yang tidak memiliki bolong di tengah. Adonan dari Ssiat Hotteok ini sendiri sudah mengandung gula dan susu (mungkin) karena sudah manis sebelum ditambah dengan cinamon sugar. Harga jual Ssiat Hotteok ini sendiri juga relatif murah hanya dengan KRW 1.200 kalian sudah dapat menikmati 1 buah Ssiat Hotteok yang sangat lezat. Walaupun Ssiat Hotteok tidak hanya dijual di Busan, tetapi banyak penduduk Korea Selatan sendiri dengan sengaja datang ke Busan hanya untuk mencicipi Ssiat Hotteok ini.

Toko Ssiat Hotteok yang ada di BIFF 








          
          Selain Ssiat Hotteok, kalian juga dapat mencicipi salah satu jajanan pasar yang terkenal dari negeri gingseng ini, yaitu Tteokbokki (떡볶이) atau yang bisa disebut juga dengan kue beras. Tteokbokki merupakan makanan yang terbuat dari tepung beras yang dibentuk menyerupai sosis dan dimasak dengan bumbu khas Korea yang memberikan rasa pedas dan manis. Legendanya, Tteokbokki merupakan makanan khas istana atau makanan raja-raja Korea di masa lampau dan disajikan dengan kecap manis dan asin dengan paduan daging sapi di dalamnya. Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu, makanan ini mengalami perubahan dan menjadi makanan semua masyarakat Korea dari berbagai kalangan. Daging yang dahulunya terdapat di dalam Tteokbokki ini, pada abad 21 diganti dengan kulit tahu. Rasa dari Tteokbokki ini sendiri menurut gua pribadi lumayan enak tapi ketika Tteokbokki disandangkan dengan Ssiat Hotteok, maka gua akan memilih Ssiat Hotteok. Tteokbokki yang gua beli di BIFF seharga KRW 3.000/porsi cukup kenyang untuk porsi 1 orang makan. Ketika membeli Tteokbokki ini, barulah gua menyadari kekurangan dari traveling alone kali ini adalah ketika gua membeli makanan, gua hanya dapat membeli beberapa makanan aja. Ngak bisa beli banyak makanan karena udah kenyang dan ngak akan habis juga. Kalo perginya ber-2 aja, ngak sendirian kita bisa share makanan dan bisa mencicipi makanan khas Korea lainnya dan lebih banyak lagi variannya. Karena hari ini sangat dingin, biasanya para pedagang Tteokbokki ini menyediakan air hangat (kuah rebusan dari makanan lain) yang rasanya seperti soup dan apabila kalian sudah meminum habis dan mau menambahkan soup ini, kalian dapat mengambil sendiri dengan centong yang disediakan atau boleh meminta tolong kepada penjual. 



Menu makanan yang tidak hanya menjual Tteokbokki

          Setelah mengenyangkan perut dengan 1 buah Ssiat Hotteok dan 1 porsi Tteokbokki, perjalanan gua lanjutkan menuju Jagalchi Fish Market yang merupakan salah satu pasar ikan terkenal di Busan. Jagalchi Fish Market ini menawarkan berbagai macam jenis makanan laut baik yang masih hidup (fresh) maupun yang sudah didinginkan oleh para penjual. Keunikan dari setiap pasar ikan yang ada di Korea adalah setiap penjual merekomendasikan sebuah restoran ketika kita membeli sebuah ikan atau binatang laut lain yang mereka jual. Karena kebanyakan masyarakat Korea sangat menyukai ikan mentah yang masih segar atau yang biasa kita sebut dengan sashimi, maka setiap kita membeli ikan yang ada di toko mereka ikan tersebut langsung dipotong dan dibersihkan sehingga kita mendapatkan potongan-potongan kecil dan halus dari ikan yang kita beli. Setelah mendapatkan ikan yang masih segar tersebut, apabila kita ingin langsung memakannya di tempat maka para panjual pasti merekomendasikan 1 tempat (restoran) untuk menikmati hidangan tersebut. Hal ini dikarenakan sisa-sisa ikan yang telah dibeli (kepala dan ekor) akan diolah menjadi soup di restoran yang direkomendasikan oleh penjual.








          Setelah berkunjung ke Jagalchi Fish Market, Orum memberitahukan bahwa ia akan menemani gua melihat-lihat daerah sekitar Jagalchi Station, Nampo Station dan sekitarnya. Karena di daerah sekitar BIFF ini merupakan daerah para turis-turis yang sangat besar dan terdapat berbagai macam objek wisata yang dapat dikunjungi oleh para turis lokal maupun mancanegara. Sebelum bertemu dengan Orum, gua menunggu di pusat perbelanjaan Lotte (Lotte Mall) Lotte Mall ini merupakan pusat perbelanjaan besar yang ada di daerah sekitar BIFF. Di dalam mall ini terdapat air mancur yang bisa menari sama seperti yang ada di Grand Indonesia, Jakarta. Selain itu, Lotte Mall juga memiliki rooftop yang dapat dikunjungi oleh seluruh pengunjung dan memiliki pemandangan yang indah, serta terdapat taman untuk anak-anak bermain. Setelah bertemu dengan Orum, kami mulai melanjutkan perjalanan menuju objek-objek wisata yang berada di sekitaran BIFF. Dikarenakan berjalan dengan cepat, jadi gua ngak sempet foto-foto di objek wisata yang gua kunjungin. Objek wisata yang gua kunjungi antara lain adalah: pertokoan buku-buku secondhand dan gukje market. Gukje market ini merupakan sebuah pasar yang sangat besar yang menjual berbagai macam souvenir khas Korea, pakaian, dompet dan masih banyak lagi. Setelah lelah berjalan, Orum mengajak gua untuk makan sashimi di Jagalchi fish market. Tetapi ternyata gedung tempat untuk makan sashimi tutup pada hari Selasa, untuk itu kami pergi ke salah satu pantai yang terkenal di Busan yaitu Gwangalli Beach untuk menikmati sashimi di sana.








          Dari Gwangalli beach, kami bisa melihat sebuah jembatan kebanggan kota Busan. Jembatan ini merupakan sebuah simbol dari kota Busan. Sama saja seperti tugu Monas yang ada di Jakarta yang menjadi ikon kota Jakarta. Setelah berfoto di pantai Gwangalli, akhirnya kami makan sashimi di gedung yang ada dan pulang menggunakan taxi dikarenakan udara yang sangat dingin yang tidak memungkinkan kami untuk pulang dengan berjalan kaki.




Air Mineral ₩500  IDR6,000 
Busan Metro 1 Day Pass ₩4,500  IDR54,000 
Sasang - Airport ₩1,300  IDR15,600 
Korea Local Phone Number ₩40,000  IDR480,000 
Ddeokbokki ₩3,000  IDR36,000 
Hotteok ₩1,200  IDR14,400 
Hot Pack ₩1,000  IDR12,000 
Total ₩51,500  IDR618,000

Tidak ada komentar:

Posting Komentar