Senin, 04 Januari 2016

Malam Pergantian Tahun - New Year Eve - 跨年

          Masih dalam suasana Tahun Baru dan juga merupakan hari ke-4 dari 366 hari yang Tuhan berikan untuk kita semua. Pada halaman ini gua mau membahas tentang pengalaman malam pergantian tahun dari 2015 ke 2016 di Kaohsiung, Taiwan. Mungkin aja ini merupakan malam pergantian tahun terakhir gua di Taiwan (mungkin loh yah...kita kan gak tau masa depan akan kayak apa...). Oke, langsung ajja yah ke pokok pembahasan.

          Biasanya untuk menutup tahun, kegiatan yang gua lakukan adalah merayakannya dengan misa kudus, baru setelah itu dilanjutkan dengan acara yang sudah disusun sebelumnya. Tapi, karena ngak tau jadwal misa di Kaohsiung, jadinya gua memutuskan untuk mengikuti Ibadah yang diadakan di Gereja salah satu temen gua, Claudia Audiana (Jiban!), dan dilanjutkan dengan BBQ bersama seluruh umat yang hadir. Makanan yang disediakan oleh pihak Gereja sangatlah banyak dan pastinya cukup untuk membuat perut masing-masing yang hadir kenyang. Sekedar informasi ajja makanan yang disediakan itu ada: roti bakar, sayap ayam bakar, udang bakar, paprika bakar, sapi bakar, sate ayam, hati ayam, ampla ayam, dan masih banyak lagi lah pokoknya, yang jelas kami semua pulang dengan perut yang kenyang.


       
          Sempet bingung juga sebenernya setelah BBQ kita mau kemana, banyak mikir-mikir akhirnya kita memutuskan menggunakan recana yang gua pake: pergi ke Shou Shan (Monkey Mountain) untuk liat matahari yang terbit pertama di tahun 2016. Masalah baru muncul ketika kami memutuskan untuk pergi ke Shou Shan, yaitu bagaimana cara kami mencapai Shou Shan, karena kami ber-3 gak ada yang tau jalan sama sekali. Alhasil, kami mengandalkan google map (aplikasi ini sangatlah berharga dan berguna ketika kalian ngak tau jalan!). Kami memutuskan untuk mencapai Shou Shan dengan sepeda (karena memang ini adalah satu-satunya cara yang dapat kami gunakan. Maklum lah ngak punya SIM jadi ngak bisa sewa motor ): ). Akan tetapi, bagi para pembaca yang mempunyai SIM sangatlah disarankan untuk menyewa motor atau mungkin yang sudah punya motor sendiri sangatlah disarankan untuk mencapai Shou Shan dengan menggunakan motor atau mobil. Selain jarak yang ditempuh cukup jauh ketika mulai memasuki area pegunungan, jalan semakin gelap dan terdapat banyak monyet-monyet liar yang sedang tertidur di atas pohon. Hal ini dikarenakan Shou Shan terkkenal dengan pegunungan yang terdapat monyet liar.


           Perjalanan kami tempuh selama 30 menit untuk sampai di Xi Zi Wan. Dari sini perjalanan kami lanjutkan masuk ke dalam trek yang sudah ada, yaitu jalan berliku seperti gunung. Ketika sampai pertigaan, kami mulai bingung, untungnya ada orang yang sedang memperbaiki mobil mereka yang mogok. Bertanyalah kami ke mereka dan diberitahukan jalan yang benar untungnya. ahhaa. Perjalanan kami lanjutkan dengan perasaan yang bermacam-macam, takut, senang, tegang, dengan pikiran yang campur aduk apakah kami harus kembali lagi atau kami harus lanjut kembali. Kami memilih melanjutkan perjalanan ke atas. Suasana gunung pada dini hari jam 03:30 kalo ngak salah itu sangat gelap. Kanan-kiri gelap hanya ada 1 atau dua lampu yang menyinari dan juga lampu sepeda kami. Sesekali terdapat motor-motor atau mobil yang berbalu dan hal ini membuat kami merasa tenang. Selama perjalanan kami ditemani oleh rasa was-was akan adanya monyet yang datang dan menghampiri kami dari atas.hahaa..lucu sih sebenernya.. Ada suatu waktu, ketika perlajalanan lagi gelap-gelapnya, terus gak ada orang yang lewat tiba-tiba ada suara monyet. Bergegas kami ber-3 yang tadinya sepedanya ditun-tun jalan langsung naik dan ngebut! Ngak peduli perjalanan capek nanjak karena udah ketakutan ada monyet! (gua nulis ini ngakak sendriri jadinya.)

          Setelah lanjut berjalan dengan rasa was-was akan monyet yang akan menyerang secara tiba-tiba, di pertengahan jalan kami kembali menemukan pertigaan lagi dan kami bingung harus mengambil jalan yang mana. Kami berhenti sejenak dan berpikir. Karena ngak ada cara lain yang dapat diambil, maka kami memberhentikan sebuah mobil yang sedang melaju. Untungnya, mobil yang kita stopin mau berenti dan buka kaca. Mungkin mereka juga ragu kali yah mau buka kaca atau ngak. Tapi untungnya mereka mau berhenti dan buka jendela. Setelah kita bertanya, akhienya mereka bilang "follow us" dan ternyata, tempat yang akan kami tuju udah ngak jauh lagi dari pertigaan yang kita jalanin.

          Setelah sampai di tempat yang kami tuju, kami memarkirkan sepeda yang kami kayuh di sebuah lapangan parkir yang sudah disediakan. Dari tempat parkir yang telah disediakan, kami harus jalan melewati jalan setapak yang ada dan berjalan sekitar 100 meter. Setelah melewati jalan setapak yang ada, kami sudah dapat melihat tulisan LOVE yang terdapat di atas gunung dengan lampu-lampu yang ada. Terdapat banyak pengunjung lain yang juga sedang menunggu dan menantikan matahari terbit. Kami tiba di sini kira-kira pukul 3:30 dini hari waktu Taiwan. Langit masih gelap dan kami dapat melihat beberapa bintang dan satu bulan yang bersinar terang di langit.


          Penat rasa kami menunggu matahari terbit, yang dapat kami lakukan hanyalah ngobrol satu dengan yang lain dan memakan bekal yang kami bawa dari pesta BBQ (Biskuit Tanggo sama Fruit Tea). Setelah menunggu, tak terasa waktu yang dinanti-nantikan telah tiba. Pukul 06:00 am matahari sudah mulai muncul dan yang kami lihat hanyalah langit yang berwarna oranye bagaikan matahari senja. Sempat kecewa melihat langit yang kurang bersahabat, tetapi tak lama setelah kami memutuskan untuk pulang beberapa orang yang juga sedang menunggu matahari terbit berteriak dalam bahasa Mandarin yang artinya "Eh, keluar! keluar!" setelah mendengar hal ini kami segera memutarbalikan badan kami dan melihat matahari yang terbit sekitar pukul 06:30 waktu Taiwan. Sungguh kuasa Tuhan yang sangat indah. Matahari pertama di tahun 2016 ini bagaikan kuning telur yang ada di langit. Sebelum pulang, kami menyempatkan diri untuk berfoto sejenak dan meninggalkan Shou Shan. 















HAPPY NEW YEAR!!!

Sabtu, 02 Januari 2016

Christmas Carol - 報佳音

          Halaman kedua dari 366 halaman yang Tuhan sediakan buat gua di Tahun 2016. Pada halaman ini gua akan cerita tentang kegiatan yang diadakan oleh St. Vincent Paul de Church (聖文生教堂) pada tanggal 26 Desember 2016. Sebelum berbicara lebih lanjut tentang pengalaman selama caroling, ada baiknya kalian para pembaca mengetahui makna dari sebuah caroling.


          Makna dari caroling sendiri adalah untuk menyebarkan kabar baik bahwa penyelamat dunia akan segera datang, sehingga kita dapat mempersiapkan diri kita untuk menyambut sang juru selamat. Seiring dengan perkembangan zaman, caroling dilakukan dengan berbagai cara. Cara yang paling populer adalah dengan menyanyikan lagu-lagu Natal di berbagai tempat sosial seperti panti asuhan, panti jompo, panti asuhan, ataupun rumah sakit dan masih banyak lagi tempat-tempat yang dapat dijadikan untuk caroling. Pada akhirnya, gua memilih untuk mengikuti caroling yang diadakan oleh St. Vincent Paul de Church. Para ahli mengatakan, apabila kita melakukan kegitan caroling maka kita juga melakukan pekerjaan yang dilakukan oleh Malaikat pada saat mengabarkan kabar baik kepada para gembala di padang dan juga kepada ketiga raja orang Majus.



          Kegiatan caroling dimulai dengan pesta rakyat untuk seluruh umat Gereja yang dilakukan dengan makan bersama. Makanan yang dihidangkan kemungkinan besar adalah makanan yang dibawa oleh para umat juga. Makanan yang tersedia sangatah banyak jadi, seluruh umat pasti kebagian makanan. Seletah makan bersama usai acara carlong pun dimulai. Banyak sekali para peserta yang engikuti kegiatan caroling ini, mulai dari para pemuda sampai para senior pun ikut memeriahkan acar dengan persembahan mereka masing-masing. Kami, pelajar Indonesia menampilkan paduan suara dengan 2 buah lagu yang dijadikan satu dan juga menyanyika dengan dua bahasa, Indonesia dan Mandarin. 












          
          Disela-sela penampilan yang ada, juga diadakan acara doorprize. Ternyata, pihak Gereja telah menyediakan banyak sekali hadiah-hadiah yang akan diberikan umat dengan cara pengambilan kupon undian atau yang sering disebut degan doorprize. Tidak sedikit dari pelajar Indonesia yang mendapatkan hadiah dari pengambilan kupon undian ini. Hadiah yang didapat antara lain adalah coklat, boneka, teko, panci, dan hadiah utama adalah sepeda. Beruntung, gua mendapatkan hadiah nomer 1 (bukan hadiah utama) yang tak lain dan tak bukan adalah panci. Suasana kekeluargaan dan kebersamaan sangatlah terpancar selama acara caroling berlangsung. Dengan diambilnya hadiah utama yang adalah sepeda, maka kegiatan caroling ini pun berakhir.


SELAMAT NATAL 2015 bagi PARA PEMBACA

Jumat, 01 Januari 2016

Malam Natal - Christmas Eve - 子夜彌撒

          Hai.. Balik lagi nih setelah sekian lama ngak ngepost. Hari ini tanggal 1 Januari 2016. Hari yang baru dan awal yang baru.. Tapi kali ini gua mau ngebahas soal Misa Malam Natal tanggal 24 Desember yang lalu..

          Udah 4 tahun gua merayakan Natal di Taiwan. Seperti yang sudah-sudah, Misa Malam Natal diadakan di setiap Gereja yang ada di Taiwan. Kebetulan, Wenzao merupakan kampus yang dikelola oleh suter-suster ursulin jadi untuk merayakan Misa Malam Natal di sini sangatlah mudah. Tapi, yag disayangkan adalah tanggal 24 Desember (Kamis) kita semua masih masuk sekolah seperti biasa dan dimulai dari tahun kemarin, tanggal 25 kegiatan belajar mengajar di sekolah diberhentikan. Tahun-tahun sebelumnya tanggal 25 Desember masuk seperti biasa. Bukan sepenuhnya libur, tapi hanya hari pengganti dimana kita semua harus masuk pada hari Minggu untuk mengikute tes Bahasa Inggris di bulan April nanti.

          Tema yang diambil pada tahun ini adalah Light for Pilgrim. Banyak kegiatan yang diadakan untuk menyambut Natal 2015 sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Satu hal yang membuat Natal 2015 di Wenzao menjadi berbeda adalah pohon natal yang dibuat di Wenzao segaligus memperingatai 50 tahun berdirinya Wenzao di Taiwan sebagai sekolah unggul dalam bidang bahasa.

Pohon Natal yang dibuat di Wenzao terdapat banyak album foto dari 50 tahun silam sampai pada tahun 2015

          Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, Misa Malam Natal yang diadakan di Wenzao dimulai pada pukul 21:00 waktu Taiwan dan sebelum dimulainya Misa, kita semua bersama-sama mengikuti upacara penyalaan lilin natal di depan kandang bayi Yesus dan bersama-sama dengan romo mengarak bayi Yesus memutari lapangan menuju tempat misa diadakan. Sama pula seperti tahun-tahun sebelumnya, yang disayangkan dalam perayaan Natal di Taiwan adalah gua pribadi belum bisa mendapatkan kekudusan malam ini sama seperti dengan apabila mengikuti Misa Malam Natal di Jakarta atau di Indonesia. Seolah-olah kekudusan yang seharusnya ada pada malam dimana juru selamat dunia lahir ini hilang begitu saja.

Kandang bayi Yesus
          Setelah misa selesai seperti tradisi sebelum-sebelumnya pula, terdapat acara ramah-tamah. Berbagai jenis makanan dan kue-kue telah disediakan untuk disantap oleh para umat yang hadir pada misa kali ini. Momen ini pula yang kita gunakan untuk mengucapkan selamat natal kepada satu sama lain, dan juga bertukar kado-kado natal kecil satu sama lain dan yang tak tertinggal adalah foto bersama.