Sabtu, 05 Maret 2016

Jimjilbang Experience

          Apabila kalian berkunjung ke Korea Selatan, tak lengkap rasanya kalo belum nyoba yang namanya "jimjilbang"atau yang bisa disebut dengan "sauna". Orang-orang Korea Selatan sendiri menggunakan "jimjilbang" ini sebagai sarana untuk mandi di sore hari setelah selesai bekerja atau juga sebagai tempat beristirahat ketika tidak sempat pulang ke rumah sendiri atau dengan berbagai macam alasan lainnya. Pada kesempatan kali ini gua menyempatkan diri untuk mencoba sendiri dan merasakan pengalaman selama di "jimjilbang" berikut ini adalah pengalaman yang gua rasakan selama di "jimjilbang".

          Setelah selesai menonton pertunjukan Nanta di Myeongdong, gua memutuskan untuk kembali ke stasiun metro tempat dimana gua menaruh koper yang gua bawa dari Sokcho. Setelah mendapatkan koper yang gua miliki, langsung saja perjalanan gua tuju menuju "Siloam Sauna". Cara menuju Siloam Sauna ini dengan menaiki metro sampai Seoul Station (Line 1&4) ambil pintu exit nomer 1. Setelah sampai di pintu masuk Siloam Sauna ini langsung terdapat meja receptionist dan kasir untuk membayar. Dikarenakan gua datang pada malam hari, jadi gua harus membayar sejumlah 15,000 Won. Dengan membayat 15,000 Won kalian sudah dapat menikmati segala fasilitas yang ada di dalam sauna ini.

Berikut adalah pembagian lantai dari Siloam Sauna:
Lantai 1          : Meja Receptionist, Kasir, Kamar Ganti Pria&Wanita, Permandian Air Panas      Pria&Wanita
Lantai 2          : Restaurant, Tempat Istirahat Terbuka
Lantai 3          : Cafetaria, Game Center, Fire Pot
Lantai 4          : Gym, Study Room, Massage Room, UV Room
Lantai 5          : Sleeping Room
Itu adalah sekitar gambaran tentang apa yang ada di dalam Siloam Sauna ini..

          Setelah membayar 15,000 Won, kalian akan mendapatkan satu set pakaian yang teridir dari baju dan celana. Pakaian inilah yang akan dipakai selama kalian berada di dalam sauna ini. Satu hal yang menjadikan tempat ini aneh bagi gua adalah ketika memasuki ruang ganti laki-laki gua melihat semua orang yang ada di dalam ruang ganti tersebut tidak mengenakan pakaian sehelaipun atau yang bisa juga disebut dengan "bugil". Yes! untuk berendam di air panas di lantai 1 ini semua orang tanpa terkecuali harus melepas seluruh pakaian yang dipakai. Terasa agak aneh sih sebelumnya karena ngak biasa jalan-jalan dengan keadaan bugil kayak gitu. Cuman, kalo gua lihat orang lain mereka biasa ajja masih bisa dengan pede jalan mondar-mandir dengan tidak menggunakan pakaian. Akhirnya gua juga berusaha untuk "cuek aja deh" toh juga gak ada yang akan ngeliatin juga kan (ini gua gak tau deh ya).

          Terdapat banyak macam kolam yang bisa kita nikmati di dalam ruangan berendam. Setiap kolam meiliki tingkat kehangatan atau kepanasan yang berbeda dan juga memiliki kegunaan yang berbeda-beda menurut nama yang sudah tertera di tembok dan penjelasan yang ada. Ternyata, alasan dari setiap orang harus menanggalkan seluruh pakaian yang kita kenakan adalah filosofi yang digunakan di Korea Selatan adalah apabila kita menggunakan pakaian, maka akan terdapat berbagai macam virus ataupun kuman yang akan tersebar melalui air yang ada di sana, tetapi dengan menanggalkan pakaian yang kita kenakan maka kita sudah terbebas dari penyakit atau bisa juga disebut dengan "bersih".

          Setelah berendam dan mandi, hal kedua yang harus dilakukan selama berada di dalam jimjilbang adalah membeli minuman yang bernama "Sikhye" minuman ini merupakan teh manis dingin yang ada beras di dalamnya. Hanya dengan mengekuarkan uang sebesar 3,000 Won kalian sudah bisa menikmati 1 gelas sikhye yang manis dan segar rasanya. Ada berbagai macam makanan yang dijual mulai dari makanan ringan sampai makanan yang berat. Makanan ringan yang biasa dimakan oleh para pelancong selain sikhye adalah telur rebus dan ramen khas Korea atau yang biasa disebut dengan "Ramyun". Setelah meminum sikhye gua lalu tidur di kamar khusus tidur yang terdapat bunk bed dan juga selimut serta alas kepala yang sudah tersedia. Apabila kalian juga ingin merasakan pengalaman yang berbeda, kalian juga dapat tidur di ruang tamu yang ada di setiap lantainya. Sekian pengalaman yang gua alami selama berada di jimjilbang.. Pada saat mengunjungi jimjilbang ini gua hanya mengambil 1 foto pada saat gua mimum sikhye. Ini dia fotonya !


Jumat, 26 Februari 2016

South Korea Vacation Day 04 : Sokcho - Seoul - 第四天:束草-首爾

          Petualangan gua hari ini berlanjut di kota Sokcho. Kota Sokcho merupakan kota yang "agak terpencil" di Korea Selatan (menurut gua sih) karena di sini tidak ada stasiun kereta api. Jadi apabila kalian ingin mengunjungi Sokcho hanya dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan bus saja. Waktu menunjukan pukul 08:00 waktu Sokcho dan gua mulai bangun di udara yang dingin. Bangun untuk melanjutkan perjalanan menuju Mt. Sorak. 

          Ternyata, terdapat banyak sekali objek wisata yang dapat dikunjungi di kota Sokcho, tetapi sayangnya gua tidak mengetahui hal ini sehingga gua hanya berkunjung ke Sokcho selama 1 harian dan setelah itu langsung pergi ke Seoul untuk melanjutkan perjalanan. Sekedar tips bagi para pembaca, apabila menyusun perjalanan menuju Sokcho setidaknya kalian bisa meluangkan waktu 2 hari selama di Sokcho dan dapat mengunjungi beberapa objek wisata lain selain Mt. Sorak.

MT. SORAK

Entrance Fee                   : 3,500 Won
Cabble Car Round Trip  : 10,000 Won

How to get there : Intercity Bus Terminal - Bus Number 7 or 7-1 - Mt. Sorak Park (40 Minutes)


          Mt. Sorak ini merupakan gunung tertinggi dari rangkaian gunung Taebaek yang ada di Korea. Banyak turis-turis asing maupun lokal yang datang ke tempai ini dikarenakan kegunaannya yang multifungsi karena banyak hal yang dapat dilakukan di Mt. Sorak dan juga terdapat beberapa objek wisata yang ada di Mt. Sorak. Untuk itu, setiap para pelancong asing yang pergi ke Korea Selatan dengan menggunakan jasa perusahaan perjalanan wisata, pasti mengunjungi tempat ini. Tetapi, bagi para free traveler seperti gua saat ini, mengunjungi Mt, Sorak dapat menjadi salah satu optinonal dalam menyusun jadwal perjalanan anda.


Masyarakat Korea Selatan sendiri juga menyebut Mt. Sorak dengan sebutan Seolsan atau Seolbongsan. Sorak sendiri memiliki arti harafiah sebagai "salju" dinamakan gunung salju karena salju yang turun di gunung ini dapat bertahan lebih lama daripada di tempat lain dan juga dikarenakan gunung-gunung yang ada di sini berwarna putih seperti salju. Tapi sayang, ketika gua berkunjung ke Mt. Sorak tidak ada salju yang turun di sini tapi yang gua lihat adalah sungai yang membeku dan serpihan sisa-sisa salju yang telah turun.






          Mt. Sorak juga merupakan gunung tertinggi ke-3 di Korea Selatan setelah Mt. Halla di pulau Jeju dan Mt. Jiri di Gyeongsang Selatan. Area Mt. Sorak ini ditetapkan sebagai cagar alam oleh pemerintah Korea pada tanggal 5 November 1965 dan menjadi taman nasional ke 5 di Korea. Seperti yang gua katakan sebelumnya, Mt. Sorak ini merupakan salah satu objek wisata yang banyak dikunjungi oleh para pelancong. Tetapi, puncak kunjungan para pelancong adalah pada saat musim semi, dimana semua bunga dan pohon yang ada di Mt. Sorak ini berwarna-warni dan sangat indah (tapi gua datengnya pas winter cuman ada batang pohon sama rantingnya doang)




         Tidak hanya gunung dan bukit, tetapi juga terdapat air terjun yang dapat dilihat dan dikunjungi pada saat kalian bertamasya ke Mt. Sorak National Park. Hanya dengan terus mengikuti petunjuk yang telah ada di sana, kalian dapat melihat keindahan alam yang ada di Mt. Sorak ini. Selain itu, bagi kalian yang merasa lelah mendaki gunung, Mt. Sorak juga meyediakan cabble car yang dapat dinaiki untuk mencapat puncak dari gunung dan melihat keindahan kota Sokcho atau setidaknya keindahan alam sekitar Mt. Sorak dari puncak gunung.



















          Setelah berkunjung dan menikmati keindahan Mt. Sorak, gua segera kembali ke hostel untuk mengambil barang-barang milik gua yang gua titip selama gua melakukan perjalanan ke Mt. Sorak. Sebelum berangkat menuju Seoul, gua menyempatkan diri untuk makan siang di sebuah kedai mie yang ada di dekat hostel. Kedai ini merupakan rekomendasi dari pemilik hostel. Pada saat gua memasuki kedai tersebut, tidak ada menu yan tersedia dan hanya ada tulisan-tulisan dalam bahasa korea yang gua ngak ngerti apa artinya. Bisa baca, tapi ngak tau artinya apa dan itu makanan apa. Ditambah lagi para ajuma-ajuma yang selalu menanyakan gua dalam bahasa korea yang gua juga ngak ngerti apa artinya. Untuk mempersingkat waktu gua hanya bilang kepada ajjuma ini "아줌마먹고" yang artinya "ajuma makan" seketika mendengar kata ini ajuma hanya tertawa dan mempersilahkan gua duduk dan gua hanya menunggu makanan apa yang akan datang ke meja gua. Hal ini merupakan sebuah pengalaman menarik yang gua alamin di Sokcho dan juga merupakan sebuah hal yang tidak akan pernah kalian dapatkan ketika kalian pergi dengan menggunakan jada perusahaan perjalanan. 


           Setelah selesai makan, perjalanan gua lanjutkan menuju Seoul. Intercity Bus Terminal di Sokcho sangatlah kecil dan kurang terpelihara, tetapi masih layak untuk tempat menunggu bus datang, untungnya ketika gua sampai di terminal bus dan membeli tiket seharga 17,300 Won gua tidak perlu menunggu bus yang akan datang karena tepat 1 menit seletah gua membeli tiket bus tersebut akan berangkat menuju Seoul. Selama perjalanan menuju Seoul gua hanya dapat tertidur di dalam bus dikarenakan bus yang juga nyaman dan aman tentunya.

         Setelah sampai di Seoul segera gua menaruh barang-barang yang gua bawa di dalam loker yang ada di stasiun MRT. Ketibaan gua di Seoul lebih cepat dari dugaan yang telah gua buat, sehingga gua masih bingung  mau ngapain pada hari ini. Tetapi, setelah sejenak berpikir untuk menonton sebuah show yang ada di Korea Selatan yaitu Nanta Show. Maka pergilah gua ke Myeongdong untuk menonton pertunjukan ini.

NANTA SHOW

Entrance Fee : Premium 70,000 Won, VIP 60,000 Won, S 50,000 Won, A 40,000 Won

How to get Nanta Show Myeongdong (Subway) : Myeongdong Station (Line 4) - Exit number 6 - UNESCO Building 3rd floor

          Nanta Show adalah sekelompok seniman dalam bidang musik yang menampilkan musik dengan gerak dan gaya tetapi tanpa berbicara, jadi pertunjukan ini hanya terdiri dari ritme dan ketukan saja. Dalam pertunjukan Nanta ini para pemain menggukanan peralatan dapur seperti pisau, talenan, paci, dansebagainya sebagai alat musik yang mereka mainkan bersamaan. Dalam pertunjukan ini pula, hanya terdapat 5 orang pemeran yang terdiri dari 4 orang laki-laki dan 1 orang perempuan. Pertunjukan Nanta ini sendiri menceritakan sebuah restoran yang terdapat 3 koki dan 1 kepala koki di dalamnya yang tiba-tiba menerima orderan yang sangat besar untuk acara pernikahan adat yang ada di Korea. Yang menjadi masalah dalam orderan ini adalah mereka hanya memiliki waktu 6 jam untuk mempersiapkan orderan yang banyak ini. Dengan cara kepanikan dari para pemeran dapat menimbulkan gelak tawa para penonton. 


          Pada saat gua mengunjungi loket Nanta Show yang ada di lantai 3, dikarenakan gua tidak melakukan pemesanan sebelumnya, tempat yang tersedia ini sudah penuh untuk kelas Premium dan VIP hanya terdapat kelas S dan A saja, dan itupun hanya terdapat 1 kursi tersisa di setiap masing-masing dari kelasnya. Akhirnya gua memilih untuk membeli kelas A dengan harga 40,000 Won dan duduk di lantai 2. Sekedar tips bagi para pembaca dan pelancong, apabila ingin menonton pertunjukan Nanta ini akan lebih baik apabila melakukan pemesanan tiket terlebih dahulu. Tiket dapat di pesan melalui website resmi dari Nanta Show: http://nanta.i-pmc.co.kr/nanta/en/intro.aspx


          Sebelum gua menonton pertunjukan Nanta, terdapat beberapa waktu untuk menunggu. Waktu itu kira-kira sekitar 1 jam. Dengan ini, gua memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar Myeongdong. Kawasan Myeongdong ini merupakan surganya bagi para kaum pencinta kosmetik Korea. Selain menjual kosmetik, di sekitaran Myeongdong ini pula juga menyediakan berbagai macam jajanan pasar yang ada di Korea.


          Setelah selesai dengan menonton dan berjalan-jalan di daerah Myeongdong, kali ini gua tidak akan pulang ke rumah host ataupun hotel. Tetapi gua akan mencoba sauna yang ada di Seoul. Gua memutuskan untuk pergi ke Siloan Sauna yang memang buka selama 24 jam. Dengan membayar sebesar 15,000 Won gua sudah dapat menikmati segala fasilitas yang ada di dalamnya. Seperti apa pengalaman gua di Siloan Sauna? Tunggu di post berikutnya yah!

M. Sorak Entrance Fee  ₩3,500  IDR42,000
Mt. Sorak Cable Car  ₩10,000  IDR120,000
Lunch  ₩6,000  IDR72,000
Sokcho - Seoul Bus  ₩17,300  IDR207,600
Top Up T-Money  ₩5,000  IDR60,000
Korean Cotton Candy  ₩7,000  IDR84,000
Nanta Show Entrance Fee  ₩40,000  IDR480,000
Shrimp French Fried  ₩5,000  IDR60,000
Top Up T-Money  ₩12,000  IDR144,000
Siloam Spa Entrance Fee  ₩15,000  IDR180,000
Sikhye  ₩3,000  IDR36,000
Total  ₩123,800  IDR1,485,600

Senin, 22 Februari 2016

South Korea Vacation Day 03 : Busan - Sokcho - 第三天:釜山 - 束草

          Suhu udara di Busan pada pagi hari ini masihlah sama dinginnya seperti kemarin di sekitaran 3 derajat selsius. Pada pagi hari ini perjalanan dimulai pada pukul 09:00 waktu setempat, dan perjalanan pertama gua pada hari ini adalah mengunjungi Beomesoa Temple yang ada di kota Busan. Pada hari ini pula, merupakan hari dimana gua akan berpisah dengan Orum, host gua selama gua ada di Busan. Sebelum gua melanjutkan perjalanan menuju Beomesoa Temple, terlebih gua menaruh barang bawaan gua di loker yang ada di stasiun bus Busan dan membeli tiket bus menuju Sokcho.

Beomesoa Temple

          Perjalanan dari rumah Orum ke Beomesoa Temple dapat ditempuh dengan menggunakan Busan Metro dan dilanjutkan dengan bus.

Beomesoa Station (Humetro Line 1) Exit No. 5 atau 7 - jalan sekitar 5 menit menuju stasiun bus - naik bus nomor 90 - turun di Beomesoa Ticket Office.

          Berdasarkan informasi yang gua dapat dari Orum, semua temple-temple yang ada di Korea terdapat di atas gunung, termasuk pula Beomesoa Temple sendiri terletak di atas gunung yang bernama Geumjongsan Mountain. Beomesoa Temple ini sendiri dibangun sekitar 1,300 tahun yang lalu oleh dinasti yang ada di Korea pada waktunya dan kegunaan utama dari kuil ini sendiri adalah sebagai tempat berdoa bagi masyarakat Korea pada waktu itu. Untuk itu, begitu banyak ruangan dan pintu yang berbeda fungsinya. Sebagi informasi tambahan, Beomesoa Temple ini juga masih berfungsi sebagai tempat berdoa dan mengucap syukur bagi masyarakat setempat sampai dengan hari ini. 


          Selain tempat berdoda, mengucap syukur dan meminta permohonan pada Tuhan, apabila kita berkunjung ke Beomesoa Temple, kita juga dapat melakukan kegiatan mendaki gunung. Dikarenakan lokasi kuil sendiri yang terletak di atas gunung. Jadi, biasanya para turis atau masyarakat lokal yang datang berpakaian layaknya pendaki-pendaki yang siap untuk mendaki gunung. Sebelum benar-benar masuk ke gerbang Beomesoa Temple, terdapat suatu map besar yang menunjukan peta dari kuil sendiri, dimana terdapat berbagai macam spot tertentu beserta penjelasan-penjelasan kegiatan apa yang dapat kita lakukan di tempat tersebut.


          Meskipun nama dari tempat pemberhentian bus adalah Beomesoa Ticket Office, untuk berkunjung dan masuk di kawasan Beomesoa ini tidak dikenakan biaya apapun atau GRATIS. Ticket office hanya digunakan sebagai tourist information center dimana para pengunjung dapat meminta penjelasan dan mengambil map yang disediakan. Para pengunjung asing tidak perlu khawatir dengan bahasa yang digunakan pada map di Beomesoa Temple ini karena map yang ada tersedia dalam 4 bahasa yaitu: Korea, Jepang, Inggris dan Mandarin. Karena gua sendiri kurang paham dengan tata cara beribadah di kuil, maka gua hanya datang untuk melancong dan foto-foto di setiap pintu besar yang gua lewati. Pada saat gua berkunjung ke Beomesoa Temple ini, gua juga melihat banyak turis yang datang dari berbagai negara seperti China, Jepang dan masih banyak lagi.













          Setelah selesai mengunjungi Beomesoa Temple, segera gua kembali ke terminal bus yang ada di Busan. Hanya ada 1 terminal bus di Busan yang dapat ditempuh dengan metro sampai Nopo Station (Line 1). Setelah keluar dari pintu petunjuk yang telah disediakan, terdapat pula berbagai macam penjual barang-barang dan juga resoran-restoran yang ada di terminal. Terminal bus di Busan ini sangatlah jelas, sehingga dapat mempermudah para turis asing dalam pembelian tiket. Selama menunggu waktu gua naik ke bus, gua menyempatkan diri untuk makan siang di terminal. Menu makan siang yang gua pilih adalah burger Lotteria (salah satu burger lokal yang terkanal di Korea Selatan). Disini juga gua menyempatkan diri untuk membeli T-money (kartu transportasi yang dapat digunakan di seluruh Korea Selatan) untuk naik bus selama melakukan perjalanan di Sokcho.






          Sebelum masuk ke dalam bus, gua menyempatkan diri untuk membeli salah satu susu yang terkenal di Korea, yaitu Banana Milk. Rasa dari banana milk ini menurut gua enak (dan gua doyan!). Setelah membeli banana milk, masuklah gua ke bus untuk berangkat menuju Sokcho. Selama di dalam bus, gua tertidur pulas dikarenakan perjalanan dari Busan menuju Sokcho memakan waktu sekitar 7 jam. Ketika gua asik tertidur pulas, tiba-tiba pada sekitar pukul 19:30 gua d bangunkan oleh supir bus. Ternyata, ngak tau ada masalah apa, gua harus ganti bus di salah satu terminal yang gua ngak tau namanya. Seketika gua seger karena gua ngak tau harus ngapain. Supir bus ngomong bahasa Korea yang gua ngak ngerti sama sekali. Tetapi baiknya, supir tersebut mau membantu dan menunggu sampai bus berikutnya datang.

          Setelah bus keberangkatan menuju Sokcho datang, tanpa ragu gua langsung naik ke dalam bus dan langsung bertanya kepada salah satu "ajjuma" yang ada di dalam "Sokcho?" dan ia hanya menjawab "ya". Selama perjalanan dari terminal transit menuju Sokcho, gua ngak bisa tenang dan ngak bisa tidur. Selalu gua liatin jalanan karena gua ngak tau sekarang ada di mana dan gua harus gimana. Pada saat membeli tiket di Nopo Station, petugas penjual tiket mengatakan bahwa tiket yang gua beli adalah tiket Busan-Sokcho tanpa transit. Karena takut salah, langsung aja gua bertanya kepada sang ajjuma dengan hanya menunjukan terminal tempat dimana gua turun. Ternyata, bus yang gua naiki ini ngak sampe Sokcho Intercity Bus Terminal. Seketika gua kaget dan ngak tau harus gimana. Pada akhirnya sang ajjuma lah yang membantu berkomunikasi dengan pak supir dan akhirnya kami berdua turun di Sokcho Intercity Bus Terminal (ajjuma kamsahamida).

          Setelah sampai di Terminal, sekitar pukul 09:30 gua langsung menuju hostel tempat gua menginap di Sokcho. Egg House Sokcho Guest House yang hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki selama 5 menit dari Sokcho Intercity Bus Terminal. Setelah sampai dan membayar sewa penginapan sebesar 20,000 won, segera langsung gua masuk ke dalam kamar untuk beristirahat dan ternyata hari ini gua tidur sendiri di kamar untuk 6 orang!




Kelaparan di malam hari beli mie instan yang ada nasinya... :)


Busan Metro 1 Day Pass  ₩4,500  IDR54,000
Locker Sation  ₩3,000  IDR36,000
Busan - Sokcho Bus  ₩41,800  IDR501,600
T-Money  ₩3,000  IDR36,000
Top Up T-Money  ₩10,000  IDR120,000
Lunch  ₩5,500  IDR66,000
Korean Banana Milk  ₩1,300  IDR15,600
Sokcho Guesthouse  ₩20,000  IDR240,000
Instant Noodle  ₩2,000  IDR24,000
Total  ₩91,100  IDR1,093,200